Padakesempatan yang baik ini, saya akan berbagi terkait analisis hukum tajwid Al-Quran Surat Al-anbiya ayat 30. Teman-teman bisa langsung menyimaknya berikut ini. 1. Mad asli atau mad thabi'i karena huruf dzal berharakat fathah bertemu alif dan setelahnya tidak bertemu hamzah, sukun, waqaf, dan tasydid. حُسۡنُ عِندَهُۥ. tempat kembali. yang terbaik. di sisiNya. Dengan adanya terjemah perkata seperti pada tabel di atas semoga bisa membantu sobat dalam memahami arti ayat ke 14 dalam surat Al Imran secara mendetail. Demikianlan kutipan teks arab dan latin bacaan surat al imran ayat 14 serta terjemahnya perkata dalam bahasa Indonesia. AlQur'an Surat Al-Anbiya Ayat ke-30 dan Terjemahan Bahasa Indonesia. Al-Qur'an Surat Al-Anbiya Ayat ke-30 dan Terjemahan Bahasa Indonesia Doa Ketika Marah Lengkap Latin dan Artinya. Doa Ketika Bersin Beserta Adab yang Baik Menurut Ajaran Agama Islam. Manfaat Berpikir Positif dalam Islam pada Allah, Jadikan Pribadi yang Husnuzon BacaanSurat Al-Anbiya Ayat 87-88 Latin dan Terjemahannya. Wed, 22 Jun 2022 17:10. Surat Al Mujahadah Ayat 11: Bacaan Latin, Arti hingga Adab Menghadiri Majelis dan Menuntut Ilmu. Tue, 31 May 2022 09:07. Doa Surat Al Mulk dan Artinya, Bacalah Doa Ini Setelah Membaca Surat Al Mulk SuratAl-Anbiya ayat 1 : اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَ (١) 1. telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya). Itulah beberapa ayat al-Quran yang ada kaitannya dengan kata Bacasurat Al Anbiya ayat 106 - 110 disertai artinya, terjemahan dan MP3 Audio paling lengkap untuk menemari ngaji kamu dengan mudah. Beranda. Kabar. Imsakiyah. Ngabuburit. Ngaji yuk. Inspirasi & Doa. Zakat & Infaq. indeks. Tutup Menu. Baca Surat Al Anbiya Ayat 106 - 110 Beserta Artinya & MP3 Audio. Yangartinya, "Barang siapa yang membaca ayat kursi setiap selesai sholat fardhu, maka tidak ada yang dapat menghalanginya untuk masuk surga kecuali kematian,". Klik di sini untuk membaca Surat Al Baqarah. Halaman. 1. 2. 3. BACA JUGA: Ikuti News Analysis Isu-Isu Terkini Persepektif Republika.co.id. TRIBUNNEWSCOM - Simak bacaan Al Anbiya' Ayat 81-100 dalam tulisan Arab dan latin di dalam artikel ini. Selain tulisan arab dan latin surat Al Anbiya', dilengkapi juga dengan terjemahan dari masing-masing ayat. Al Anbiya' merupakan surah ke-21 dalam al-Qur'an dan terdiri dari 112 ayat. Surat ini tergolong surah Makkiyah karena diturunkan di bVehu7. اَوَلَمۡ يَرَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡۤا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ كَانَـتَا رَتۡقًا فَفَتَقۡنٰهُمَا‌ ؕ وَجَعَلۡنَا مِنَ الۡمَآءِ كُلَّ شَىۡءٍ حَىٍّ‌ ؕ اَفَلَا يُؤۡمِنُوۡنَ Awalam yaral laziina kafaruuu annas samaawaati wal arda kaanataa ratqan faftaqnaahumaa wa ja'alnaa minal maaa'i kulla shai'in haiyin afalaa yu'minuun Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman? Juz ke-17 Tafsir Orang-orang kafir tidak berpikir jernih dalam mengamati fenomena alam, padahal peristiwa yang ada di alam ini merupakan bukti adanya Allah dan kekuasaan-Nya yang mutlak. Allah bertanya, "Dan apakah orang-orang kafir, kapan dan di mana saja mereka hidup, tidak memperhatikan secara mendalam bahwa langit dan bumi sebelum terjadi ledakan besar, keduanya dahulu menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya dengan mengangkat langit ke atas dan membiarkan bumi seperti apa adanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; –kehidupan dimulai dari air laut, makhluk hidup berasal dari cairan sperma dan air bagian yang penting bagi makhluk hidup– maka mengapa mereka, orang-orang kafir itu tidak tergerak hatinya untuk beriman kepada Allah?" Dalam ayat ini Allah mengungkapkan bahwa kaum musyrikin dan kafir Mekah tidak memperhatikan keadaan alam ini, dan tidak memperhatikan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam yang luas ini, padahal dari berbagai peristiwa yang ada di alam ini dapat diperoleh bukti-bukti tentang adanya Allah serta kekuasaan-Nya yang mutlak. Langit dan bumi yang dulunya merupakan suatu kesatuan yang padu, kemudian Allah pisahkan keduanya. Bumi sebelum menjadi tempat hidupnya berbagai makhluk hidup adalah sebuah satelit yaitu benda angkasa yang mengitari matahari. Satelit bumi yang semula panas sekali ini karena berputar terus menerus maka lama kelamaan menjadi dingin dan berembun. Embun yang lama menjadi gumpalan air. Inilah yang menjadi sumber kehidupan makhluk. Menurut para Ilmuan sains dan teknologi, ada tiga pendapat yang terkait dengan kehidupan yang dimulai dari air, yaitu Pertama, Kehidupan dimulai dari air, dalam hal ini laut. Teori modern tentang asal mula kehidupan belum secara mantap disetujui sampai sekitar dua atau tiga abad yang lalu. Sebelum itu, teori yang mengemuka mengenai asal mula kehidupan adalah suatu konsep yang diberi nama "generasi spontan". Dalam konsep ini disetujui bahwa mahluk hidup ada dengan spontan ada dari ketidakadaan. Teori ini kemudian ditentang oleh beberapa ahli di sekitar tahun 1850-an, antara lain oleh Louis Pasteur. Dimulai dengan penelitian yang dilakukan oleh Huxley dan sampai penelitian masa kini, teori lain ditawarkan sebagai alternatif. Teori ini percaya bahwa kehidupan muncul dari rantai reaksi kimia yang panjang dan komplek. Rantai kimia ini dipercaya dimulai dari dalam air laut, karena kondisi atmosfer saat itu belum berkembang menjadi kawasan yang dapat dihuni mahluk hidup karena radiasi ultraviolet yang terlalu kuat. Diperkirakan, kehidupan bergerak menuju daratan pada 425 juta tahun yang lalu saat lapisan ozon mulai ada untuk melindungi permukaan bumi dari radiasi ultraviolet. Kedua, Peran air bagi kehidupan dapat juga diekspresikan dalam bentuk bahwa semua benda hidup, terutama kelompok hewan, berasal dari cairan sperma. Diindikasikan bahwa keanekaragaman binatang "datangnya" dari air tertentu sperma yang khusus dan menghasilkan yang sesuai dengan ciri masing-masing binatang yang dicontohkan Ketiga, Pengertian ketiga adalah bahwa air merupakan bagian yang penting agar makhluk dapat hidup. Pada kenyataannya, memang sebagian besar bagian tubuh makhluk hidup terdiri dari air. Misalnya saja pada manusia, 70% bagian berat tubuhnya tubuhnya terdiri dari air. Manusia tidak dapat bertahan lama apabila 20% saja dari sediaan air yang ada di tubuhnya hilang. Manusia dapat bertahan hidup selama 60 hari tanpa makan, akan tetapi mereka akan segera mati dalam waktu 3-10 hari tanpa minum. Juga diketahui bahwa air merupakan bahan pokok dalam pembentukan darah, cairan limpa, kencing, air mata, cairan susu dan semua organ lain yang ada di dalam tubuh manusia. Dari uraian di atas, sangat jelas peran air bagi kehidupan, dari mulai adanya makhluk hidup di bumi berasal dari kedalaman laut, bagi ke-langsungan hidupnya air diperlukan untuk pembentukan organ dan menjalankan fungsi organ dan memulai kehidupan terutama bagi kelompok hewan “ air tertentu yang khusus “ sperma. Akan tetapi, perlu diberikan catatan di sini, bahwa Al-Qur'an bukanlah memberikan peluang khusus untuk mendukung teori evolusi. Walaupun semua ayat di atas memberikan indikasi yang tidak meragukan bahwa Allah menciptakan semua mahluk hidup dari air. Ayat terkait an-Nur/2425, al-Furqan/25 54. Dari keterangan ini dapat dipahami bahwa Al-Qur'an benar-benar merupakan mukjizat yang besar. Kemukjizatannya tidak hanya terletak pada gaya bahasa dan rangkuman yang indah, melainkan juga pada isi yang terkandung dalam ayat-ayatnya, yang mengungkapkan bermacam-macam ilmu pengetahuan yang tinggi nilainya, terutama mengenai alam, dengan berbagai jenis dan sifat serta kemanfaatannya masing-masing. Apalagi jika diingat bahwa Al-Qur'an telah mengemukakan semuanya itu pada abad yang keenam sesudah wafatnya Nabi Isa, di saat manusia di dunia ini masih diliputi suasana ketidaktahuan dan kesesatan. Lalu dari manakah Nabi Muhammad dapat mengetahui semuanya itu, kalau bukan dari wahyu yang diturunkan Allah kepadanya? Perkembangan ilmu pengetahuan modern dalam berbagai bidang membenarkan dan memperkokoh apa yang telah diungkapkan oleh Al-Qur'an sejak lima belas abad yang lalu. Dengan demikian, kemajuan ilmu pengetahuan itu seharusnya mengantarkan manusia kepada keimanan terhadap apa yang diajarkan oleh Al-Qur'an, terutama keimanan tentang adanya Allah serta semua sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Setelah menghidangkan ilmu pengetahuan tentang kejadian alam ini, yaitu langit dan bumi, selanjutnya dalam ayat ini Allah mengajarkan pula suatu prinsip ilmu pengetahuan yang lain, yaitu mengenai kepentingan fungsi air bagi kehidupan semua mahluk yang hidup di alam ini, baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Maka Allah berfirman, "... dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup." Pada masa sekarang ini, tidak ada orang yang akan mengingkari pentingnya air bagi manusia, baik untuk bermacam-macam keperluan hidup manusia sendiri, maupun untuk keperluan binatang ternaknya, atau pun untuk kepentingan tanam-tanaman dan sawah ladangnya, sehingga orang melakukan bermacam-macam usaha irigasi, untuk mencari sumber air dan penyimpanan serta penyalurannya. Banyak bendungan-bendungan dibuat untuk mengumpulkan dan menyimpan air, yang kemudian disalurkan ke berbagai tempat untuk berbagai macam keperluan. Bahkan di negeri-negeri yang tidak banyak mempunyai sumber air, mereka berusaha untuk mengolah air laut menjadi air tawar, untuk mengairi sawah ladang dan memberi minum binatang ternak mereka. Ringkasnya manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan tidak dapat hidup tanpa air. Manusia dan hewan sanggup bertahan hidup berhari-hari tanpa makan, asalkan ia mendapat minum. Akan tetapi ia tidak akan dapat hidup tanpa mendapatkan minum beberapa hari saja. Demikian pula halnya tumbuh-tumbuhan. Apabila ia tidak mendapat air, maka akar dan daunnya akan menjadi kering, dan akhirnya mati sama sekali. Di samping itu, manusia dan hewan, selain memerlukan air untuk hidupnya, ia juga berasal dari air, yang disebut "nuthfah". Dengan demikian air adalah merupakan suatu unsur yang sangat vital bagi kejadian dan kehidupan manusia. Oleh sebab itu, apabila manusia sudah meyakini pentingnya air bagi kehidupannya, dan meyakini pula bahwa air tersebut adalah salah satu dari nikmat Allah, maka tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak beriman kepada Allah serta untuk mengingkari nikmat-Nya yang tidak ternilai harganya. Pada akhir ayat ini Allah mengingatkan kita semua, apakah dengan kemahakuasaan Allah ini manusia masih tidak mau beriman? Manusia yang memiliki akal dan mau mempergunakan akalnya seharusnya dapat memahami isi alam ini dan kemudian menjadi orang yang beriman. sumber Keterangan mengenai QS. Al-AnbiyaSurat Al Anbiyaa' yang terdiri atas 112 ayat, termasuk golongan surat Makkiyyah. Dinamai surat ini dengan al anbiyaa'nabi-nabi, karena surat ini mengutarakan kisah beberapa orang nabi. Permulaan surat Al Anbiyaa' menegaskan bahwa manusia lalai dalam menghadapi hari berhisab, kemudian berhubung adanya pengingkaran kaum musyrik Mekah terhadap wahyu yang dibawa Nabi Muhammad maka ditegaskan Allah, kendatipun nabi-nabi itu manusia biasa, akan tetapi masing-masing mereka adalah manusia yang membawa wahyu yang pokok ajarannya adalah tauhid, dan keharusan manusia menyembah Allah Tuhan Penciptanya. Orang yang tidak mau mengakui kekuasaan Allah dan mengingkari ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi itu, akan diazab Allah didunia dan di akhirat nanti. Kemudian dikemukakan kisah beberapa orang nabi dengan umatnya. Akhirnya surat itu ditutup dengan seruan agar kaum musyrik Mekah percaya kepada ajaran yang dibawa Muhammad supaya tidak mengalami apa yang telah dialami oleh umat-umat yang dahulu. 1 اِقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِيْ غَفْلَةٍ مُّعْرِضُوْنَ ۚ iqtaraba lin-nāsi ḥisābuhum wa hum fī gaflatim mu'riḍụn Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai dengan dunia, berpaling dari akhirat. 2 مَا يَأْتِيْهِمْ مِّنْ ذِكْرٍ مِّنْ رَّبِّهِمْ مُّحْدَثٍ اِلَّا اسْتَمَعُوْهُ وَهُمْ يَلْعَبُوْنَ ۙ mā ya`tīhim min żikrim mir rabbihim muḥdaṡin illastama'ụhu wa hum yal'abụn Setiap diturunkan kepada mereka ayat-ayat yang baru dari Tuhan, mereka mendengarkannya sambil bermain-main. 3 لَاهِيَةً قُلُوْبُهُمْۗ وَاَسَرُّوا النَّجْوَىۖ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْاۖ هَلْ هٰذَآ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْۚ اَفَتَأْتُوْنَ السِّحْرَ وَاَنْتُمْ تُبْصِرُوْنَ lāhiyatang qulụbuhum, wa asarrun-najwallażīna ẓalamụ hal hāżā illā basyarum miṡlukum, a fa ta`tụnas-siḥra wa antum tubṣirụn Hati mereka dalam keadaan lalai. Dan orang-orang yang zalim itu merahasiakan pembicaraan mereka, “Orang ini Muhammad tidak lain hanyalah seorang manusia juga seperti kamu. Apakah kamu menerima sihir itu padahal kamu menyaksikannya?” 4 قٰلَ رَبِّيْ يَعْلَمُ الْقَوْلَ فِى السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِۖ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ qāla rabbī ya'lamul-qaula fis-samā`i wal-arḍi wa huwas-samī'ul-'alīm Dia Muhammad berkata, “Tuhanku mengetahui semua perkataan di langit dan di bumi, dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui!” 5 بَلْ قَالُوْٓا اَضْغَاثُ اَحْلَامٍۢ بَلِ افْتَرٰىهُ بَلْ هُوَ شَاعِرٌۚ فَلْيَأْتِنَا بِاٰيَةٍ كَمَآ اُرْسِلَ الْاَوَّلُوْنَ bal qālū aḍgāṡu aḥlām, baliftarāhu bal huwa syā'ir, falya`tinā bi`āyating kamā ursilal-awwalụn Bahkan mereka mengatakan, “Al-Qur'an itu buah mimpi-mimpi yang kacau, atau hasil rekayasanya Muhammad, atau bahkan dia hanya seorang penyair, cobalah dia datangkan kepada kita suatu tanda bukti, seperti halnya rasul-rasul yang diutus terdahulu.” 6 مَآ اٰمَنَتْ قَبْلَهُمْ مِّنْ قَرْيَةٍ اَهْلَكْنٰهَاۚ اَفَهُمْ يُؤْمِنُوْنَ mā āmanat qablahum ming qaryatin ahlaknāhā, a fa hum yu`minụn Penduduk suatu negeri sebelum mereka, yang telah Kami binasakan, mereka itu tidak beriman padahal telah Kami kirimkan bukti. Apakah mereka akan beriman? 7 وَمَآ اَرْسَلْنَا قَبْلَكَ اِلَّا رِجَالًا نُّوْحِيْٓ اِلَيْهِمْ فَسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ wa mā arsalnā qablaka illā rijālan nụḥī ilaihim fas`alū ahlaż-żikri ing kuntum lā ta'lamụn Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelum engkau Muhammad, melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui. 8 وَمَا جَعَلْنٰهُمْ جَسَدًا لَّا يَأْكُلُوْنَ الطَّعَامَ وَمَا كَانُوْا خٰلِدِيْنَ wa mā ja'alnāhum jasadal lā ya`kulụnaṭ-ṭa'āma wa mā kānụ khālidīn Dan Kami tidak menjadikan mereka rasul-rasul suatu tubuh yang tidak memakan makanan dan mereka tidak pula hidup kekal. 9 ثُمَّ صَدَقْنٰهُمُ الْوَعْدَ فَاَنْجَيْنٰهُمْ وَمَنْ نَّشَاۤءُ وَاَهْلَكْنَا الْمُسْرِفِيْنَ ṡumma ṣadaqnāhumul-wa'da fa anjaināhum wa man nasyā`u wa ahlaknal-musrifīn Kemudian Kami tepati janji yang telah Kami janjikan kepada mereka. Maka Kami selamatkan mereka dan orang-orang yang Kami kehendaki, dan Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas. 10 لَقَدْ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكُمْ كِتٰبًا فِيْهِ ذِكْرُكُمْۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ laqad anzalnā ilaikum kitāban fīhi żikrukum, a fa lā ta'qilụn Sungguh, telah Kami turunkan kepadamu sebuah Kitab Al-Qur'an yang di dalamnya terdapat peringatan bagimu. Maka apakah kamu tidak mengerti? 11 وَكَمْ قَصَمْنَا مِنْ قَرْيَةٍ كَانَتْ ظَالِمَةً وَّاَنْشَأْنَا بَعْدَهَا قَوْمًا اٰخَرِيْنَ wa kam qaṣamnā ming qaryating kānat ẓālimataw wa ansya`nā ba'dahā qauman ākharīn Dan berapa banyak penduduk negeri yang zalim yang telah Kami binasakan, dan Kami jadikan generasi yang lain setelah mereka itu sebagai penggantinya. 12 فَلَمَّآ اَحَسُّوْا بَأْسَنَآ اِذَا هُمْ مِّنْهَا يَرْكُضُوْنَ ۗ fa lammā aḥassụ ba`sanā iżā hum min-hā yarkuḍụn Maka ketika mereka merasakan azab Kami, tiba-tiba mereka melarikan diri dari negerinya itu. 13 لَا تَرْكُضُوْا وَارْجِعُوْٓا اِلٰى مَآ اُتْرِفْتُمْ فِيْهِ وَمَسٰكِنِكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْـَٔلُوْنَ lā tarkuḍụ warji'ū ilā mā utriftum fīhi wa masākinikum la'allakum tus`alụn Janganlah kamu lari tergesa-gesa; kembalilah kamu kepada kesenangan hidupmu dan tempat-tempat kediamanmu yang baik, agar kamu dapat ditanya. 14 قَالُوْا يٰوَيْلَنَآ اِنَّا كُنَّا ظٰلِمِيْنَ qālụ yā wailanā innā kunnā ẓālimīn Mereka berkata, “Betapa celaka kami, sungguh, kami orang-orang yang zalim.” 15 فَمَا زَالَتْ تِّلْكَ دَعْوٰىهُمْ حَتّٰى جَعَلْنٰهُمْ حَصِيْدًا خَامِدِيْنَ fa mā zālat tilka da'wāhum ḥattā ja'alnāhum ḥaṣīdan khāmidīn Maka demikianlah keluhan mereka berkepanjangan, sehingga mereka Kami jadikan sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi. 16 وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاۤءَ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لٰعِبِيْنَ wa mā khalaqnas-samā`a wal-arḍa wa mā bainahumā lā'ibīn Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala apa yang ada di antara keduanya dengan main-main. 17 لَوْ اَرَدْنَآ اَنْ نَّتَّخِذَ لَهْوًا لَّاتَّخَذْنٰهُ مِنْ لَّدُنَّآ ۖاِنْ كُنَّا فٰعِلِيْنَ lau aradnā an nattakhiża lahwal lattakhażnāhu mil ladunnā ing kunnā fā'ilīn Seandainya Kami hendak membuat suatu permainan istri dan anak, tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami, jika Kami benar-benar menghendaki berbuat demikian. 18 بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهٗ فَاِذَا هُوَ زَاهِقٌۗ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُوْنَ bal naqżifu bil-ḥaqqi 'alal-bāṭili fa yadmaguhụ fa iżā huwa zāhiq, wa lakumul-wailu mimmā taṣifụn Sebenarnya Kami melemparkan yang hak kebenaran kepada yang batil tidak benar lalu yang hak itu menghancurkannya, maka seketika itu yang batil lenyap. Dan celaka kamu karena kamu menyifati Allah dengan sifat-sifat yang tidak pantas bagi-Nya. 19 وَلَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَمَنْ عِنْدَهٗ لَا يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِهٖ وَلَا يَسْتَحْسِرُوْنَ ۚ wa lahụ man fis-samāwāti wal-arḍ, wa man 'indahụ lā yastakbirụna 'an 'ibādatihī wa lā yastaḥsirụn Dan milik-Nya siapa yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, tidak mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tidak pula merasa letih. 20 يُسَبِّحُوْنَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُوْنَ yusabbiḥụnal-laila wan-nahāra lā yafturụn Mereka malaikat-malaikat bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang. 21 اَمِ اتَّخَذُوْٓا اٰلِهَةً مِّنَ الْاَرْضِ هُمْ يُنْشِرُوْنَ amittakhażū ālihatam minal-arḍi hum yunsyirụn Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan dari bumi, yang dapat menghidupkan orang-orang yang mati? 22 لَوْ كَانَ فِيْهِمَآ اٰلِهَةٌ اِلَّا اللّٰهُ لَفَسَدَتَاۚ فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ lau kāna fīhimā ālihatun illallāhu lafasadatā, fa sub-ḥānallāhi rabbil-'arsyi 'ammā yaṣifụn Seandainya pada keduanya di langit dan di bumi ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Mahasuci Allah yang memiliki Arsy, dari apa yang mereka sifatkan. 23 لَا يُسْـَٔلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْـَٔلُوْنَ lā yus`alu 'ammā yaf'alu wa hum yus`alụn Dia Allah tidak ditanya tentang apa yang dikerjakan, tetapi merekalah yang akan ditanya. 24 اَمِ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اٰلِهَةً ۗقُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْۚ هٰذَا ذِكْرُ مَنْ مَّعِيَ وَذِكْرُ مَنْ قَبْلِيْۗ بَلْ اَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَۙ الْحَقَّ فَهُمْ مُّعْرِضُوْنَ amittakhażụ min dụnihī ālihah, qul hātụ bur-hānakum, hāżā żikru mam ma'iya wa żikru mang qablī, bal akṡaruhum lā ya'lamụnal-ḥaqqa fa hum mu'riḍụn Atau apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain Dia? Katakanlah Muhammad, “Kemukakanlah alasan-alasanmu! Al-Qur'an ini adalah peringatan bagi orang yang bersamaku, dan peringatan bagi orang sebelumku.” Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui yang hak kebenaran, karena itu mereka berpaling. 25 وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا نُوْحِيْٓ اِلَيْهِ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدُوْنِ wa mā arsalnā ming qablika mir rasụlin illā nụḥī ilaihi annahụ lā ilāha illā ana fa'budụn Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau Muhammad, melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Aku, maka sembahlah Aku. 26 وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمٰنُ وَلَدًا سُبْحٰنَهٗ ۗبَلْ عِبَادٌ مُّكْرَمُوْنَ ۙ wa qāluttakhażar-raḥmānu waladan sub-ḥānah, bal 'ibādum mukramụn Dan mereka berkata, “Tuhan Yang Maha Pengasih telah menjadikan malaikat sebagai anak.” Mahasuci Dia. Sebenarnya mereka para malaikat itu adalah hamba-hamba yang dimuliakan, 27 لَا يَسْبِقُوْنَهٗ بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِاَمْرِهٖ يَعْمَلُوْنَ lā yasbiqụnahụ bil-qauli wa hum bi`amrihī ya'malụn mereka tidak berbicara mendahului-Nya dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya. 28 يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يَشْفَعُوْنَۙ اِلَّا لِمَنِ ارْتَضٰى وَهُمْ مِّنْ خَشْيَتِهٖ مُشْفِقُوْنَ ya'lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum wa lā yasyfa'ụna illā limanirtaḍā wa hum min khasy-yatihī musyfiqụn Dia Allah mengetahui segala sesuatu yang di hadapan mereka malaikat dan yang di belakang mereka, dan mereka tidak memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai Allah, dan mereka selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. 29 ۞ وَمَنْ يَّقُلْ مِنْهُمْ اِنِّيْٓ اِلٰهٌ مِّنْ دُوْنِهٖ فَذٰلِكَ نَجْزِيْهِ جَهَنَّمَۗ كَذٰلِكَ نَجْزِى الظّٰلِمِيْنَ wa may yaqul min-hum innī ilāhum min dụnihī fa żālika najzīhi jahannam, każālika najziẓ-ẓālimīn Dan barangsiapa di antara mereka berkata, “Sungguh, aku adalah tuhan selain Allah,” maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahanam. Demikianlah Kami memberikan balasan kepada orang-orang yang zalim. 30 اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ a wa lam yarallażīna kafarū annas-samāwāti wal-arḍa kānatā ratqan fa fataqnāhumā, wa ja'alnā minal-mā`i kulla syai`in ḥayy, a fa lā yu`minụn Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman? 31 وَجَعَلْنَا فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِهِمْۖ وَجَعَلْنَا فِيْهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُوْنَ wa ja'alnā fil-arḍi rawāsiya an tamīda bihim wa ja'alnā fīhā fijājan subulal la'allahum yahtadụn Dan Kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh agar ia tidak guncang bersama mereka, dan Kami jadikan pula di sana jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk. 32 وَجَعَلْنَا السَّمَاۤءَ سَقْفًا مَّحْفُوْظًاۚ وَهُمْ عَنْ اٰيٰتِهَا مُعْرِضُوْنَ wa ja'alnas-samā`a saqfam maḥfụẓā, wa hum 'an āyātihā mu'riḍụn Dan Kami menjadikan langit sebagai atap yang terpelihara, namun mereka tetap berpaling dari tanda-tanda kebesaran Allah itu matahari, bulan, angin, awan, dan lain-lain. 33 وَهُوَ الَّذِيْ خَلَقَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ wa huwallażī khalaqal-laila wan-nahāra wasy-syamsa wal-qamar, kullun fī falakiy yasbaḥụn Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya. 34 وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَۗ اَفَا۟ىِٕنْ مِّتَّ فَهُمُ الْخٰلِدُوْنَ wa mā ja'alnā libasyarim ming qablikal-khuld, a fā im mitta fa humul-khālidụn Dan Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia sebelum engkau Muhammad; maka jika engkau wafat, apakah mereka akan kekal? 35 كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ kullu nafsin żā`iqatul-maụt, wa nablụkum bisy-syarri wal-khairi fitnah, wa ilainā turja'ụn Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami. 36 وَاِذَا رَاٰكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ يَّتَّخِذُوْنَكَ اِلَّا هُزُوًاۗ اَهٰذَا الَّذِيْ يَذْكُرُ اٰلِهَتَكُمْۚ وَهُمْ بِذِكْرِ الرَّحْمٰنِ هُمْ كٰفِرُوْنَ wa iżā ra`ākallażīna kafarū iy yattakhiżụnaka illā huzuwā, a hāżallażī yażkuru ālihatakum, wa hum biżikrir-raḥmāni hum kāfirụn Dan apabila orang-orang kafir itu melihat engkau Muhammad, mereka hanya memperlakukan engkau menjadi bahan ejekan. Mereka mengatakan, “Apakah ini orang yang mencela tuhan-tuhanmu?” Padahal mereka orang yang ingkar mengingat Allah Yang Maha Pengasih. 37 خُلِقَ الْاِنْسَانُ مِنْ عَجَلٍۗ سَاُورِيْكُمْ اٰيٰتِيْ فَلَا تَسْتَعْجِلُوْنِ khuliqal-insānu min 'ajal, sa`urīkum āyātī fa lā tasta'jilụn Manusia diciptakan bersifat tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda kekuasaan-Ku. Maka janganlah kamu meminta Aku menyegerakannya. 38 وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هٰذَا الْوَعْدُ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ wa yaqụlụna matā hāżal-wa'du ing kuntum ṣādiqīn Dan mereka berkata, “Kapankah janji itu akan datang, jika kamu orang yang benar?” 39 لَوْ يَعْلَمُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا حِيْنَ لَا يَكُفُّوْنَ عَنْ وُّجُوْهِهِمُ النَّارَ وَلَا عَنْ ظُهُوْرِهِمْ وَلَا هُمْ يُنْصَرُوْنَ lau ya'lamullażīna kafarụ ḥīna lā yakuffụna 'aw wujụhihimun-nāra wa lā 'an ẓuhụrihim wa lā hum yunṣarụn Seandainya orang kafir itu mengetahui, ketika mereka itu tidak mampu mengelakkan api neraka dari wajah dan punggung mereka, sedang mereka tidak mendapat pertolongan tentulah mereka tidak meminta disegerakan. 40 بَلْ تَأْتِيْهِمْ بَغْتَةً فَتَبْهَتُهُمْ فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ رَدَّهَا وَلَا هُمْ يُنْظَرُوْنَ bal ta`tīhim bagtatan fa tab-hatuhum fa lā yastaṭī'ụna raddahā wa lā hum yunẓarụn Sebenarnya hari Kiamat itu akan datang kepada mereka secara tiba-tiba, lalu mereka menjadi panik; maka mereka tidak sanggup menolaknya dan tidak pula diberi penangguhan waktu. 41 وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِيْنَ سَخِرُوْا مِنْهُمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْنَ wa laqadistuhzi`a birusulim ming qablika fa ḥāqa billażīna sakhirụ min-hum mā kānụ bihī yastahzi`ụn Dan sungguh, rasul-rasul sebelum engkau Muhammad pun telah diperolok-olokkan, maka turunlah siksaan kepada orang-orang yang mencemoohkan apa rasul-rasul yang selalu mereka perolok-olokkan. 42 قُلْ مَنْ يَّكْلَؤُكُمْ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ مِنَ الرَّحْمٰنِۗ بَلْ هُمْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِمْ مُّعْرِضُوْنَ qul may yakla`ukum bil-laili wan-nahāri minar-raḥmān, bal hum 'an żikri rabbihim mu'riḍụn Katakanlah, “Siapakah yang akan menjaga kamu pada waktu malam dan siang dari siksaan Allah Yang Maha Pengasih?” Tetapi mereka enggan mengingat Tuhan mereka. 43 اَمْ لَهُمْ اٰلِهَةٌ تَمْنَعُهُمْ مِّنْ دُوْنِنَاۗ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَ اَنْفُسِهِمْ وَلَا هُمْ مِّنَّا يُصْحَبُوْنَ am lahum ālihatun tamna'uhum min dụninā, lā yastaṭī'ụna naṣra anfusihim wa lā hum minnā yuṣ-ḥabụn Ataukah mereka mempunyai tuhan-tuhan yang dapat memelihara mereka dari azab Kami? Tuhan-tuhan mereka itu tidak sanggup menolong diri mereka sendiri dan tidak pula mereka dilindungi dari azab Kami. 44 بَلْ مَتَّعْنَا هٰٓؤُلَاۤءِ وَاٰبَاۤءَهُمْ حَتّٰى طَالَ عَلَيْهِمُ الْعُمُرُۗ اَفَلَا يَرَوْنَ اَنَّا نَأْتِى الْاَرْضَ نَنْقُصُهَا مِنْ اَطْرَافِهَاۗ اَفَهُمُ الْغٰلِبُوْنَ bal matta'nā hā`ulā`i wa ābā`ahum ḥattā ṭāla 'alaihimul-'umur, a fa lā yarauna annā na`til-arḍa nangquṣuhā min aṭrāfihā, a fa humul-gālibụn Sebenarnya Kami telah memberi mereka dan nenek moyang mereka kenikmatan hidup di dunia hingga panjang usia mereka. Maka apakah mereka tidak melihat bahwa Kami mendatangi negeri yang berada di bawah kekuasaan orang kafir, lalu Kami kurangi luasnya dari ujung-ujung negeri. Apakah mereka yang menang? 45 قُلْ اِنَّمَآ اُنْذِرُكُمْ بِالْوَحْيِۖ وَلَا يَسْمَعُ الصُّمُّ الدُّعَاۤءَ اِذَا مَا يُنْذَرُوْنَ qul innamā unżirukum bil-waḥyi wa lā yasma'uṣ-ṣummud-du'ā`a iżā mā yunżarụn Katakanlah Muhammad, “Sesungguhnya aku hanya memberimu peringatan sesuai dengan wahyu.” Tetapi orang tuli tidak mendengar seruan apabila mereka diberi peringatan. 46 وَلَىِٕنْ مَّسَّتْهُمْ نَفْحَةٌ مِّنْ عَذَابِ رَبِّكَ لَيَقُوْلُنَّ يٰوَيْلَنَآ اِنَّا كُنَّا ظٰلِمِيْنَ wa la`im massat-hum naf-ḥatum min 'ażābi rabbika layaqụlunna yā wailanā innā kunnā ẓālimīn Dan jika mereka ditimpa sedikit saja azab Tuhanmu, pastilah mereka berkata, “Celakalah kami! Sesungguhnya kami termasuk orang yang selalu menzalimi diri sendiri.” 47 وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔاۗ وَاِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ اَتَيْنَا بِهَاۗ وَكَفٰى بِنَا حَاسِبِيْنَ wa naḍa'ul-mawāzīnal-qisṭa liyaumil-qiyāmati fa lā tuẓlamu nafsun syai`ā, wa ing kāna miṡqāla ḥabbatim min khardalin atainā bihā, wa kafā binā ḥāsibīn Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya pahala. Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan. 48 وَلَقَدْ اٰتَيْنَا مُوْسٰى وَهٰرُوْنَ الْفُرْقَانَ وَضِيَاۤءً وَّذِكْرًا لِّلْمُتَّقِيْنَ ۙ wa laqad ātainā mụsā wa hārụnal-furqāna wa ḍiyā`aw wa żikral lil-muttaqīn Dan sungguh, Kami telah memberikan kepada Musa dan Harun, Furqan Kitab Taurat dan penerangan serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. 49 الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَهُمْ مِّنَ السَّاعَةِ مُشْفِقُوْنَ allażīna yakhsyauna rabbahum bil-gaibi wa hum minas-sā'ati musyfiqụn Yaitu orang-orang yang takut azab Tuhannya, sekalipun mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan tibanya hari Kiamat. 50 وَهٰذَا ذِكْرٌ مُّبٰرَكٌ اَنْزَلْنٰهُۗ اَفَاَنْتُمْ لَهٗ مُنْكِرُوْنَ wa hāżā żikrum mubārakun anzalnāh, a fa antum lahụ mungkirụn Dan ini Al-Qur'an adalah suatu peringatan yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka apakah kamu mengingkarinya? 51 ۞ وَلَقَدْ اٰتَيْنَآ اِبْرٰهِيْمَ رُشْدَهٗ مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا بِهٖ عٰلِمِيْنَ wa laqad ātainā ibrāhīma rusydahụ ming qablu wa kunnā bihī 'ālimīn Dan sungguh, sebelum dia Musa dan Harun telah Kami berikan kepada Ibrahim petunjuk, dan Kami telah mengetahui dia. 52 اِذْ قَالَ لِاَبِيْهِ وَقَوْمِهٖ مَا هٰذِهِ التَّمَاثِيْلُ الَّتِيْٓ اَنْتُمْ لَهَا عَاكِفُوْنَ iż qāla li`abīhi wa qaumihī mā hāżihit-tamāṡīlullatī antum lahā 'ākifụn Ingatlah, ketika dia Ibrahim berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “Patung-patung apakah ini yang kamu tekun menyembahnya?” 53 قَالُوْا وَجَدْنَآ اٰبَاۤءَنَا لَهَا عٰبِدِيْنَ qālụ wajadnā ābā`anā lahā 'ābidīn Mereka menjawab, “Kami mendapati nenek moyang kami menyembahnya.” 54 قَالَ لَقَدْ كُنْتُمْ اَنْتُمْ وَاٰبَاۤؤُكُمْ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ qāla laqad kuntum antum wa ābā`ukum fī ḍalālim mubīn Dia Ibrahim berkata, “Sesungguhnya kamu dan nenek moyang kamu berada dalam kesesatan yang nyata.” 55 قَالُوْٓا اَجِئْتَنَا بِالْحَقِّ اَمْ اَنْتَ مِنَ اللّٰعِبِيْنَ qālū a ji`tanā bil-ḥaqqi am anta minal-lā'ibīn Mereka berkata, “Apakah engkau da-tang kepada kami membawa kebenaran atau engkau main-main?” 56 قَالَ بَلْ رَّبُّكُمْ رَبُّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ الَّذِيْ فَطَرَهُنَّۖ وَاَنَا۠ عَلٰى ذٰلِكُمْ مِّنَ الشّٰهِدِيْنَ qāla bar rabbukum rabbus-samāwāti wal-arḍillażī faṭarahunna wa ana 'alā żālikum minasy-syāhidīn Dia Ibrahim menjawab, “Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan pemilik langit dan bumi; Dialah yang telah menciptakannya; dan aku termasuk orang yang dapat bersaksi atas itu.” 57 وَتَاللّٰهِ لَاَكِيْدَنَّ اَصْنَامَكُمْ بَعْدَ اَنْ تُوَلُّوْا مُدْبِرِيْنَ wa tallāhi la`akīdanna aṣnāmakum ba'da an tuwallụ mudbirīn Dan demi Allah, sungguh, aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu setelah kamu pergi meninggalkannya. 58 فَجَعَلَهُمْ جُذَاذًا اِلَّا كَبِيْرًا لَّهُمْ لَعَلَّهُمْ اِلَيْهِ يَرْجِعُوْنَ fa ja'alahum jużāżan illā kabīral lahum la'allahum ilaihi yarji'ụn Maka dia Ibrahim menghancurkan berhala-berhala itu berkeping-keping, kecuali yang terbesar induknya; agar mereka kembali untuk bertanya kepadanya. 59 قَالُوْا مَنْ فَعَلَ هٰذَا بِاٰلِهَتِنَآ اِنَّهٗ لَمِنَ الظّٰلِمِيْنَ qālụ man fa'ala hāżā bi`ālihatinā innahụ laminaẓ-ẓālimīn Mereka berkata, “Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sungguh, dia termasuk orang yang zalim.” 60 قَالُوْا سَمِعْنَا فَتًى يَّذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهٗٓ اِبْرٰهِيْمُ ۗ qālụ sami'nā fatay yażkuruhum yuqālu lahū ibrāhīm Mereka yang lain berkata, “Kami mendengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini, namanya Ibrahim.” 61 قَالُوْا فَأْتُوْا بِهٖ عَلٰٓى اَعْيُنِ النَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَشْهَدُوْنَ qālụ fa`tụ bihī 'alā a'yunin-nāsi la'allahum yasy-hadụn Mereka berkata, “Kalau demikian bawalah dia dengan diperlihatkan kepada orang banyak, agar mereka menyaksikan.” 62 قَالُوْٓا ءَاَنْتَ فَعَلْتَ هٰذَا بِاٰلِهَتِنَا يٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۗ qālū a anta fa'alta hāżā bi`ālihatinā yā ibrāhīm Mereka bertanya, “Apakah engkau yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, wahai Ibrahim?” 63 قَالَ بَلْ فَعَلَهٗ كَبِيْرُهُمْ هٰذَا فَسْـَٔلُوْهُمْ اِنْ كَانُوْا يَنْطِقُوْنَ qāla bal fa'alahụ kabīruhum hāżā fas`alụhum ing kānụ yanṭiqụn Dia Ibrahim menjawab, “Sebenarnya patung besar itu yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada mereka, jika mereka dapat berbicara.” 64 فَرَجَعُوْٓا اِلٰٓى اَنْفُسِهِمْ فَقَالُوْٓا اِنَّكُمْ اَنْتُمُ الظّٰلِمُوْنَ ۙ fa raja'ū ilā anfusihim fa qālū innakum antumuẓ-ẓālimụn Maka mereka kembali kepada kesadaran mereka dan berkata, “Sesungguhnya kamulah yang menzalimi diri sendiri.” 65 ثُمَّ نُكِسُوْا عَلٰى رُءُوْسِهِمْۚ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا هٰٓؤُلَاۤءِ يَنْطِقُوْنَ ṡumma nukisụ 'alā ru`ụsihim, laqad 'alimta mā hā`ulā`i yanṭiqụn Kemudian mereka menundukkan kepala lalu berkata, “Engkau Ibrahim pasti tahu bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara.” 66 قَالَ اَفَتَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَنْفَعُكُمْ شَيْـًٔا وَّلَا يَضُرُّكُمْ ۗ qāla a fa ta'budụna min dụnillāhi mā lā yanfa'ukum syai`aw wa lā yaḍurrukum Dia Ibrahim berkata, “Mengapa kamu menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun, dan tidak pula mendatangkan mudarat kepada kamu? 67 اُفٍّ لَّكُمْ وَلِمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗاَفَلَا تَعْقِلُوْنَ uffil lakum wa limā ta'budụna min dụnillāh, a fa lā ta'qilụn Celakalah kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah! Tidakkah kamu mengerti?” 68 قَالُوْا حَرِّقُوْهُ وَانْصُرُوْٓا اٰلِهَتَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ فٰعِلِيْنَ qālụ ḥarriqụhu wanṣurū ālihatakum ing kuntum fā'ilīn Mereka berkata, “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak berbuat.” 69 قُلْنَا يَا نَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ ۙ qulnā yā nāru kụnī bardaw wa salāman 'alā ibrāhīm Kami Allah berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!” 70 وَاَرَادُوْا بِهٖ كَيْدًا فَجَعَلْنٰهُمُ الْاَخْسَرِيْنَ ۚ wa arādụ bihī kaidan fa ja'alnāhumul-akhsarīn Dan mereka hendak berbuat jahat terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling rugi. 71 وَنَجَّيْنٰهُ وَلُوْطًا اِلَى الْاَرْضِ الَّتِيْ بٰرَكْناَ فِيْهَا لِلْعٰلَمِيْنَ wa najjaināhu wa lụṭan ilal-arḍillatī bāraknā fīhā lil-'ālamīn Dan Kami selamatkan dia Ibrahim dan Lut ke sebuah negeri yang telah Kami berkahi untuk seluruh alam. 72 وَوَهَبْنَا لَهٗٓ اِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ نَافِلَةً ۗوَكُلًّا جَعَلْنَا صٰلِحِيْنَ wa wahabnā lahū is-ḥāqa wa ya'qụba nāfilah, wa kullan ja'alnā ṣāliḥīn Dan Kami menganugerahkan kepadanya Ibrahim Ishak dan Yakub, sebagai suatu anugerah. Dan masing-masing Kami jadikan orang yang saleh. 73 وَجَعَلْنٰهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا وَاَوْحَيْنَآ اِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرٰتِ وَاِقَامَ الصَّلٰوةِ وَاِيْتَاۤءَ الزَّكٰوةِۚ وَكَانُوْا لَنَا عٰبِدِيْنَ ۙ wa ja'alnāhum a`immatay yahdụna bi`amrinā wa auḥainā ilaihim fi'lal-khairāti wa iqāmaṣ-ṣalāti wa ītā`az-zakāh, wa kānụ lanā 'ābidīn Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan, melaksanakan salat dan menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami mereka menyembah. 74 وَلُوْطًا اٰتَيْنٰهُ حُكْمًا وَّعِلْمًا وَّنَجَّيْنٰهُ مِنَ الْقَرْيَةِ الَّتِيْ كَانَتْ تَّعْمَلُ الْخَبٰۤىِٕثَ ۗاِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمَ سَوْءٍ فٰسِقِيْنَۙ wa lụṭan ātaināhu ḥukmaw wa 'ilmaw wa najjaināhu minal-qaryatillatī kānat ta'malul-khabā`iṡ, innahum kānụ qauma sau`in fāsiqīn Kepada Lut, Kami berikan hikmah dan ilmu, dan Kami selamatkan dia dari azab yang telah menimpa penduduk kota yang melakukan perbuatan keji. Sungguh, mereka orang-orang yang jahat lagi fasik. 75 وَاَدْخَلْنٰهُ فِيْ رَحْمَتِنَاۗ اِنَّهٗ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ wa adkhalnāhu fī raḥmatinā, innahụ minaṣ-ṣāliḥīn Dan Kami masukkan dia ke dalam rahmat Kami; sesungguhnya dia termasuk golongan orang yang saleh. 76 وَنُوْحًا اِذْ نَادٰى مِنْ قَبْلُ فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ فَنَجَّيْنٰهُ وَاَهْلَهٗ مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيْمِ ۚ wa nụḥan iż nādā ming qablu fastajabnā lahụ fa najjaināhu wa ahlahụ minal-karbil-'aẓīm Dan ingatlah kisah Nuh, sebelum itu, ketika dia berdoa. Kami perkenankan doanya, lalu Kami selamatkan dia bersama pengikutnya dari bencana yang besar. 77 وَنَصَرْنٰهُ مِنَ الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَاۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمَ سَوْءٍ فَاَغْرَقْنٰهُمْ اَجْمَعِيْنَ wa naṣarnāhu minal-qaumillażīna każżabụ bi`āyātinā, innahum kānụ qauma sau`in fa agraqnāhum ajma'īn Dan Kami menolongnya dari orang-orang yang telah mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang jahat, maka Kami tenggelamkan mereka semuanya. 78 وَدَاوٗدَ وَسُلَيْمٰنَ اِذْ يَحْكُمٰنِ فِى الْحَرْثِ اِذْ نَفَشَتْ فِيْهِ غَنَمُ الْقَوْمِۚ وَكُنَّا لِحُكْمِهِمْ شٰهِدِيْنَ ۖ wa dāwụda wa sulaimāna iż yaḥkumāni fil-ḥarṡi iż nafasyat fīhi ganamul-qaụm, wa kunnā liḥukmihim syāhidīn Dan ingatlah kisah Dawud dan Sulaiman, ketika keduanya memberikan keputusan mengenai ladang, karena ladang itu dirusak oleh kambing-kambing milik kaumnya. Dan Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu. 79 فَفَهَّمْنٰهَا سُلَيْمٰنَۚ وَكُلًّا اٰتَيْنَا حُكْمًا وَّعِلْمًاۖ وَّسَخَّرْنَا مَعَ دَاوٗدَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَۗ وَكُنَّا فٰعِلِيْنَ fa fahhamnāhā sulaimān, wa kullan ātainā ḥukmaw wa 'ilmaw wa sakhkharnā ma'a dāwụdal-jibāla yusabbiḥna waṭ-ṭaīr, wa kunnā fā'ilīn Dan Kami memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum yang lebih tepat; dan kepada masing-masing Kami berikan hikmah dan ilmu, dan Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Dawud. Dan Kamilah yang melakukannya. 80 وَعَلَّمْنٰهُ صَنْعَةَ لَبُوْسٍ لَّكُمْ لِتُحْصِنَكُمْ مِّنْۢ بَأْسِكُمْۚ فَهَلْ اَنْتُمْ شَاكِرُوْنَ wa 'allamnāhu ṣan'ata labụsil lakum lituhṣinakum mim ba`sikum, fa hal antum syākirụn Dan Kami ajarkan pula kepada Dawud cara membuat baju besi untukmu, guna melindungi kamu dalam peperangan. Apakah kamu bersyukur kepada Allah? 81 وَلِسُلَيْمٰنَ الرِّيْحَ عَاصِفَةً تَجْرِيْ بِاَمْرِهٖٓ اِلَى الْاَرْضِ الَّتِيْ بٰرَكْنَا فِيْهَاۗ وَكُنَّا بِكُلِّ شَيْءٍ عٰلِمِيْنَ wa lisulaimānar-rīḥa 'āṣifatan tajrī bi`amrihī ilal-arḍillatī bāraknā fīhā, wa kunnā bikulli syai`in 'ālimīn Dan Kami tundukkan untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami beri berkah padanya. Dan Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. 82 وَمِنَ الشَّيٰطِيْنِ مَنْ يَّغُوْصُوْنَ لَهٗ وَيَعْمَلُوْنَ عَمَلًا دُوْنَ ذٰلِكَۚ وَكُنَّا لَهُمْ حٰفِظِيْنَ ۙ wa minasy-syayāṭīni may yagụṣụna lahụ wa ya'malụna 'amalan dụna żālik, wa kunnā lahum ḥāfiẓīn Dan Kami tundukkan pula kepada Sulaiman segolongan setan-setan yang menyelam ke dalam laut untuknya dan mereka mengerjakan pekerjaan selain itu; dan Kami yang memelihara mereka itu. 83 ۞ وَاَيُّوْبَ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ ۚ wa ayyụba iż nādā rabbahū annī massaniyaḍ-ḍurru wa anta ar-ḥamur-rāḥimīn Dan ingatlah kisah Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” 84 فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ فَكَشَفْنَا مَا بِهٖ مِنْ ضُرٍّ وَّاٰتَيْنٰهُ اَهْلَهٗ وَمِثْلَهُمْ مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَذِكْرٰى لِلْعٰبِدِيْنَ ۚ fastajabnā lahụ fa kasyafnā mā bihī min ḍurriw wa ātaināhu ahlahụ wa miṡlahum ma'ahum raḥmatam min 'indinā wa żikrā lil-'ābidīn Maka Kami kabulkan doanya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan jumlah mereka sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami. 85 وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِدْرِيْسَ وَذَا الْكِفْلِۗ كُلٌّ مِّنَ الصّٰبِرِيْنَ ۙ wa ismā'īla wa idrīsa wa żal-kifl, kullum minaṣ-ṣābirīn Dan ingatlah kisah Ismail, Idris dan Zulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang yang sabar. 86 وَاَدْخَلْنٰهُمْ فِيْ رَحْمَتِنَاۗ اِنَّهُمْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ wa adkhalnāhum fī raḥmatinā, innahum minaṣ-ṣāliḥīn Dan Kami masukkan mereka ke dalam rahmat Kami. Sungguh, mereka termasuk orang-orang yang saleh. 87 وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ wa żan-nụni iż żahaba mugāḍiban fa ẓanna al lan naqdira 'alaihi fa nādā fiẓ-ẓulumāti al lā ilāha illā anta sub-ḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn Dan ingatlah kisah Zun Nun Yunus, ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ”Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.” 88 فَاسْتَجَبْنَا لَهٗۙ وَنَجَّيْنٰهُ مِنَ الْغَمِّۗ وَكَذٰلِكَ نُـْۨجِى الْمُؤْمِنِيْنَ fastajabnā lahụ wa najjaināhu minal-gamm, wa każālika nunjil-mu`minīn Maka Kami kabulkan doanya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman. 89 وَزَكَرِيَّآ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ رَبِّ لَا تَذَرْنِيْ فَرْدًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْوٰرِثِيْنَ ۚ wa zakariyyā iż nādā rabbahụ rabbi lā tażarnī fardaw wa anta khairul-wāriṡīn Dan ingatlah kisah Zakaria, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri tanpa keturunan dan Engkaulah ahli waris yang terbaik. 90 فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ ۖوَوَهَبْنَا لَهٗ يَحْيٰى وَاَصْلَحْنَا لَهٗ زَوْجَهٗۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا يُسٰرِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ وَيَدْعُوْنَنَا رَغَبًا وَّرَهَبًاۗ وَكَانُوْا لَنَا خٰشِعِيْنَ fastajabnā lahụ wa wahabnā lahụ yaḥyā wa aṣlaḥnā lahụ zaujah, innahum kānụ yusāri'ụna fil-khairāti wa yad'ụnanā ragabaw wa rahabā, wa kānụ lanā khāsyi'īn Maka Kami kabulkan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sungguh, mereka selalu bersegera dalam mengerjakan kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami. 91 وَالَّتِيْٓ اَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيْهَا مِنْ رُّوْحِنَا وَجَعَلْنٰهَا وَابْنَهَآ اٰيَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ wallatī aḥṣanat farjahā fa nafakhnā fīhā mir rụḥinā wa ja'alnāhā wabnahā āyatal lil-'ālamīn Dan ingatlah kisah Maryam yang memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan roh dari Kami ke dalam tubuhnya; Kami jadikan dia dan anaknya sebagai tanda kebesaran Allah bagi seluruh alam. 92 اِنَّ هٰذِهٖٓ اُمَّتُكُمْ اُمَّةً وَّاحِدَةًۖ وَّاَنَا۠ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوْنِ inna hāżihī ummatukum ummataw wāḥidataw wa ana rabbukum fa'budụn Sungguh, agama tauhid inilah agama kamu, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku. 93 وَتَقَطَّعُوْٓا اَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْۗ كُلٌّ اِلَيْنَا رَاجِعُوْنَ wa taqaṭṭa'ū amrahum bainahum, kullun ilainā rāji'ụn Tetapi mereka terpecah belah dalam urusan agama mereka di antara mereka. Masing-masing golongan itu semua akan kembali kepada Kami. 94 فَمَنْ يَّعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا كُفْرَانَ لِسَعْيِهٖۚ وَاِنَّا لَهٗ كَاتِبُوْنَ fa may ya'mal minaṣ-ṣāliḥāti wa huwa mu`minun fa lā kufrāna lisa'yih, wa innā lahụ kātibụn Barangsiapa mengerjakan kebajikan, dan dia beriman, maka usahanya tidak akan diingkari disia-siakan, dan sungguh, Kamilah yang mencatat untuknya. 95 وَحَرَامٌ عَلٰى قَرْيَةٍ اَهْلَكْنٰهَآ اَنَّهُمْ لَا يَرْجِعُوْنَ wa ḥarāmun 'alā qaryatin ahlaknāhā annahum lā yarji'ụn Dan tidak mungkin bagi penduduk suatu negeri yang telah Kami binasakan, bahwa mereka tidak akan kembali kepada Kami. 96 حَتّٰىٓ اِذَا فُتِحَتْ يَأْجُوْجُ وَمَأْجُوْجُ وَهُمْ مِّنْ كُلِّ حَدَبٍ يَّنْسِلُوْنَ ḥattā iżā futiḥat ya`jụju wa ma`jụju wa hum ming kulli ḥadabiy yansilụn Hingga apabila tembok Yakjuj dan Makjuj dibukakan dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. 97 وَاقْتَرَبَ الْوَعْدُ الْحَقُّ فَاِذَا هِيَ شَاخِصَةٌ اَبْصَارُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْاۗ يٰوَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِيْ غَفْلَةٍ مِّنْ هٰذَا بَلْ كُنَّا ظٰلِمِيْنَ waqtarabal-wa'dul-ḥaqqu fa iżā hiya syākhiṣatun abṣārullażīna kafarụ, yā wailanā qad kunnā fī gaflatim min hāżā bal kunnā ẓālimīn Dan apabila janji yang benar hari berbangkit telah dekat, maka tiba-tiba mata orang-orang yang kafir terbelalak. Mereka berkata, ”Alangkah celakanya kami! Kami benar-benar lengah tentang ini, bahkan kami benar-benar orang yang zalim.” 98 اِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ حَصَبُ جَهَنَّمَۗ اَنْتُمْ لَهَا وَارِدُوْنَ innakum wa mā ta'budụna min dụnillāhi ḥaṣabu jahannam, antum lahā wāridụn Sungguh, kamu orang kafir dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah bahan bakar Jahanam. Kamu pasti masuk ke dalamnya. 99 لَوْ كَانَ هٰٓؤُلَاۤءِ اٰلِهَةً مَّا وَرَدُوْهَاۗ وَكُلٌّ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ lau kāna hā`ulā`i ālihatam mā waradụhā, wa kullun fīhā khālidụn Seandainya berhala-berhala itu tuhan, tentu mereka tidak akan memasukinya neraka. Tetapi semuanya akan kekal di dalamnya. 100 لَهُمْ فِيْهَا زَفِيْرٌ وَّهُمْ فِيْهَا لَا يَسْمَعُوْنَ lahum fīhā zafīruw wa hum fīhā lā yasma'ụn Mereka merintih dan menjerit di dalamnya neraka, dan mereka di dalamnya tidak dapat mendengar. 101 اِنَّ الَّذِيْنَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِّنَّا الْحُسْنٰىٓۙ اُولٰۤىِٕكَ عَنْهَا مُبْعَدُوْنَ ۙ innallażīna sabaqat lahum minnal-ḥusnā ulā`ika 'an-hā mub'adụn Sungguh, sejak dahulu bagi orang-orang yang telah ada ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu akan dijauhkan dari neraka. 102 لَا يَسْمَعُوْنَ حَسِيْسَهَاۚ وَهُمْ فِيْ مَا اشْتَهَتْ اَنْفُسُهُمْ خٰلِدُوْنَ ۚ lā yasma'ụna ḥasīsahā, wa hum fī masytahat anfusuhum khālidụn Mereka tidak mendengar bunyi desis api neraka, dan mereka kekal dalam menikmati semua yang mereka ingini. 103 لَا يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الْاَكْبَرُ وَتَتَلَقّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُۗ هٰذَا يَوْمُكُمُ الَّذِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ lā yaḥzunuhumul-faza'ul-akbaru wa tatalaqqāhumul-malā`ikah, hāżā yaumukumullażī kuntum tụ'adụn Kejutan yang dahsyat tidak membuat mereka merasa sedih, dan para malaikat akan menyambut mereka dengan ucapan, “Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu.” 104 يَوْمَ نَطْوِى السَّمَاۤءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِۗ كَمَا بَدَأْنَآ اَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيْدُهٗۗ وَعْدًا عَلَيْنَاۗ اِنَّا كُنَّا فٰعِلِيْنَ yauma naṭwis-samā`a kaṭayyis-sijilli lil-kutub, kamā bada`nā awwala khalqin nu'īduh, wa'dan 'alainā, innā kunnā fā'ilīn Ingatlah pada hari langit Kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama, begitulah Kami akan mengulanginya lagi. Suatu janji yang pasti Kami tepati; sungguh, Kami akan melaksanakannya. 105 وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِى الزَّبُوْرِ مِنْۢ بَعْدِ الذِّكْرِ اَنَّ الْاَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصّٰلِحُوْنَ wa laqad katabnā fiz-zabụri mim ba'diż-żikri annal-arḍa yariṡuhā 'ibādiyaṣ-ṣāliḥụn Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur setelah tertulis di dalam Az-Zikr Lauh Mahfuzh, bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh. 106 اِنَّ فِيْ هٰذَا لَبَلٰغًا لِّقَوْمٍ عٰبِدِيْنَ ۗ inna fī hāżā labalāgal liqaumin 'ābidīn Sungguh, apa yang disebutkan di dalam Al-Qur'an ini, benar-benar menjadi petunjuk yang lengkap bagi orang-orang yang menyembah Allah. 107 وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ wa mā arsalnāka illā raḥmatal lil-'ālamīn Dan Kami tidak mengutus engkau Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. 108 قُلْ اِنَّمَا يُوْحٰٓى اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ فَهَلْ اَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ qul innamā yụḥā ilayya annamā ilāhukum ilāhuw wāḥid, fa hal antum muslimụn Katakanlah Muhammad, “Sungguh, apa yang diwahyukan kepadaku ialah bahwa Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa, maka apakah kamu telah berserah diri kepada-Nya?” 109 فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ اٰذَنْتُكُمْ عَلٰى سَوَاۤءٍۗ وَاِنْ اَدْرِيْٓ اَقَرِيْبٌ اَمْ بَعِيْدٌ مَّا تُوْعَدُوْنَ fa in tawallau fa qul āżantukum 'alā sawā`, wa in adrī a qarībun am ba'īdum mā tụ'adụn Maka jika mereka berpaling, maka katakanlah Muhammad, “Aku telah menyampaikan kepadamu ajaran yang sama antara kita dan aku tidak tahu apakah yang diancamkan kepadamu itu sudah dekat atau masih jauh.” 110 اِنَّهٗ يَعْلَمُ الْجَهْرَ مِنَ الْقَوْلِ وَيَعْلَمُ مَا تَكْتُمُوْنَ innahụ ya'lamul-jahra minal-qauli wa ya'lamu mā taktumụn Sungguh, Dia Allah mengetahui perkataan yang kamu ucapkan dengan terang-terangan, dan mengetahui pula apa yang kamu rahasiakan. 111 وَاِنْ اَدْرِيْ لَعَلَّهٗ فِتْنَةٌ لَّكُمْ وَمَتَاعٌ اِلٰى حِيْنٍ wa in adrī la'allahụ fitnatul lakum wa matā'un ilā ḥīn Dan aku tidak tahu, boleh jadi hal itu cobaan bagi kamu dan kesenangan sampai waktu yang ditentukan. 112 قَالَ رَبِّ احْكُمْ بِالْحَقِّۗ وَرَبُّنَا الرَّحْمٰنُ الْمُسْتَعَانُ عَلٰى مَا تَصِفُوْنَ qāla rabbiḥkum bil-ḥaqq, wa rabbunar-raḥmānul-musta'ānu 'alā mā taṣifụn Dia Muhammad berkata, “Ya Tuhanku, berilah keputusan dengan adil. Dan Tuhan kami Maha Pengasih, tempat memohon segala pertolongan atas semua yang kamu katakan.” BerikutnyaSurat Al Hajj وَجَعَلْنَا فِى ٱلْأَرْضِ رَوَٰسِىَ أَن تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ Arab-Latin Wa ja'alnā fil-arḍi rawāsiya an tamīda bihim wa ja'alnā fīhā fijājan subulal la'allahum yahtadụnArtinya Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu tidak goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan pula di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk. Al-Anbiya 30 ✵ Al-Anbiya 32 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangTafsir Mendalam Tentang Surat Al-Anbiya Ayat 31 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Anbiya Ayat 31 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam tafsir mendalam dari ayat ini. Tersedia beragam penjelasan dari kalangan mufassir terkait kandungan surat Al-Anbiya ayat 31, di antaranya seperti tertera📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaDan Kami menciptakan di muka bumi gunung-gunung untuk mengokohkannya sehingga tidak bergoncang. Dan Kami menjadikan di bumi itu jalan-jalan yang luas, supaya makhluk-makhluk dapat mendapat petunjuk menuju tempat mencari penghidupan mereka dan petunjuk untuk mengesakan Pencipta mereka.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram31. Dan Kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh sehingga ia beserta apa yang ada diatasnya tidak mudah guncang, dan Kami jadikan pula di atasnya jalan-jalan yang luas agar dalam perjalanan mereka bisa mendapat petunjuk untuk mencapai tujuan mereka.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah31-32. Dan Kami menciptakan gunung-gunung yang kokoh di bumi agar dapat mengokohkannya, dan Kami jadikan di bumi itu jalan-jalan yang luas agar mereka dapat mendapat petunjuk dalam perjalanan mereka dan sebagai kemaslahatan mereka, serta Kami jadikan langit dunia sebagai atap bagi bumi yang terjaga dari keruntuhan dan dari setan. Namun orang-orang kafir tidak pedulu dan tidak memikirkan ayat-ayat kauniyah dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah31. وَجَعَلْنَا فِى الْأَرْضِ رَوٰسِىَ Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh Yakni pegunungan yang kokoh. أَن تَمِيدَ بِهِمْsupaya bumi itu tidak goncang bersama mereka Yakni agar bumi tidak goncang bersama mereka. وَجَعَلْنَا فِيهَاdan telah Kami jadikan pula di bumi itu Yakni di bumi. فِجَاجًاsesuatu yang luas Yakni jalan-jalan. Menurut az-Zajjaj makna الفجاج adalah celah diantara dua gunung. سُبُلًاberupa jalan-jalan Yakni jalan-jalan yang terbuka. لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَagar mereka mendapat petunjuk Petunjuk menuju berbagai maslahat kehidupan mereka.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah31. Dan Kami jadikan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh supaya tidak bergetar dan terguncang oleh mereka manusia. Dan Kami jadikan di gunung-gunung itu jalan-jalan yang terbuka lebar supaya mereka mendapat petunjuk menuju kesejahteraan mereka dalam bepergian📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahKami telah menjadikan di bumi gunung-gunung yang kokoh} gunung-gunung yang kokoh {agar tidak bergoncang} agar tidak bergoncang {bersama mereka dan Kami menjadikan di sana jalan-jalan yang luas} jalan-jalan dan lintasan yang luas {agar mereka mendapat petunjukMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H31. Di antara bukti kekuasaanNya dan kesempurnaan keesaan dan rahmatNya, yaitu bahwa tatkala bumi tidak dapat diam kecuali dengan keberadaan gunung-gunung, maka Allah memancangkannya, dan menempatkannya sebagai pasak padanya, agar bumi tidak bergerak-gerak, hingga manusia tidak bisa menenangkan diri padanya, tidak dapat membajak tanah nya dan tidak bisa menghuninya. Selanjutnya, Allah memancangkannya dengan gunung-gunung. Dengan itu, terwujudlah berbagai masalahat dan kemanfaatan yang dapat dinikmati. Ketika keberadaan gunung-gunung yang saling menyambung dengan bagian lainnya, dalam bentuk barisan yang begitu banyak sekali, bila tetap dalam bentuknya, gunung-gunung yang tinggi, puncak-puncaknya menjulang, tentulah menyebabkan kelumpuhan hubungan antara banyak wilayah. Di antara cerminan hikmah Allah dan rahmatNya, Allah menjadikan antara gunung-gunung tersebut “jalan-jalan yang luas,” yaitu jalan-jalan yang mudah dilalui tanpa ada kesulitan dalam menempuhnya. “Agar mereka mendapat petunjuk,” menuju negeri-negeri yang diinginkan. Semoga mereka mendapatkan petunjuk dengan itu tentang keesaan al-Mannan Allah Dzat Yang Maha Memberi.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Al-Anbiya ayat 31 Selanjutnya Allah menyebutkan kembali dalil-dalil yang ada di alam semesta yang menunjukkan keesaan-Nya, kekuasaan-Nya, rahmat-Nya dan keberhakan-Nya untuk diibadahi tidak selain-Nya. Sesungguhnya dataran yang kita kelilingi ini di atas perairan yang luas. Agar dataran ini tidak goyang, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala tancapkan gunung-gunung. Ke tempat yang mereka tuju.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Anbiya Ayat 31Pada ayat ini Allah mengarahkan pandangan manusia kepada gunung-gunung dan jalan-jalan, serta daratan yang luas di bumi. Dan kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh dengan maksud agar ia, bumi dengan putarannya yang cepat sekali itu, tetap mantap, tidak terjadi guncangan bersama mereka, manusia dan makhluk hidup lainnya. Dan kami jadikan pula di bumi jalan-jalan yang luas supaya semua makhluk dapat dengan tenang menjalani kehidupan, dan pada akhirnya agar mereka mendapat petunjuk Allah, baik yang diberikan melalui wahyu maupun petunjuk Allah berupa fenomena alam yang membentang luas ini. 32. Allah mengarahkan manusia agar memperhatikan benda-benda langit yang diciptakan-Nya dengan teratur. Dan kami menjadikan langit sebagai atap yang terpelihara, tanpa tiang, tetapi tidak jatuh bergugur-an atau bertabrakan satu sama lainnya, namun mereka, orang-orang yang pikiran dan sanubarinya tertutup, tetap berpaling dari tanda-tanda kebesaran Allah itu berupa matahari, bulan, angin, awan, dan lain-lain sehingga mereka tetap tidak beriman kepada dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangItulah variasi penjabaran dari beragam mufassirun terkait makna dan arti surat Al-Anbiya ayat 31 arab-latin dan artinya, semoga berfaidah bagi ummat. Bantu dakwah kami dengan mencantumkan backlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan Konten Banyak Dicari Kami memiliki ratusan konten yang banyak dicari, seperti surat/ayat Fatir 37, Al-Baqarah 177, Yasin 82, Ar-Rahman 13, Al-Isra, Innallaha Ma’ash Shabiriin. Juga Ayat 15 Lima Belas, Ibrahim 7, Al-Buruj, An-Nisa 36, Ar-Rum 21, Al-Qashash 77. Fatir 37Al-Baqarah 177Yasin 82Ar-Rahman 13Al-IsraInnallaha Ma’ash ShabiriinAyat 15 Lima BelasIbrahim 7Al-BurujAn-Nisa 36Ar-Rum 21Al-Qashash 77 Pencarian surat maryam 1-6, quran surat al-baqarah ayat 2, bunyi ayat ke 3 surat al-fil adalah, arti ar rahman ayat 33, laqad kana lakum Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah